Puisi (Seketika Lelahku Hilang)
Ku ketuk pintu untuk bertamu
Menemui aroma bercampur satu
Namun tak temu hangatnya jamu Pada rasa yang sama sepanjang waktu Isi kepala sudah semakin riuh Kucuran keringat melepuh Tandanya mulai lesuh Ingin mengakhiri hari itu Namun... Selalu ada bahu menunggu kepulanganku di kala hati merasa jenuh Sampai terbaring menutup mata penuh Ruang itu selalu ku rindukan Tangis, tawa begitu lepas Cuaca dingin pun menjadi hangat Hangat dalam kebersamaan Lalu ku lihat robekan kertas melayang Karena tiupan angin kencang Membawaku ke sebrang Itulah rumahku yang gemilang
Komentar