Puisi tentang Kehilangan
Judul: Kau Pandai Sembunyikan
Kala itu, tubuhmu kuat pulang pergi
Lalu sempat aku tanya saat pagi
Apakah setiap hari kau bahagia?
Jawabanya tak sepanjang yang ku kira
Lelah pun kau telan sendiri
Berbagi takut menyakiti
Berjuang menghidupi kami
Tekanan yang silih berganti
Permintaan selalu kau penuhi
Jarang aku pergi sendiri
Selalu ada yang menemani
Sosok yang aku tekuni
Ayah, kau terlalu kuat
Mengantarkan ku untuk berlinang
Sepanjang kau terbaring
Hingga mata tertutup rapat
Sudut kamar, 1 Juni 2024
Judul: Penantian Panjang
Sejenak aku beristirahat
Memandangi bintang yang gemerlap
Diatas sofa yang memikat
Hendak terlahap rayap
Tubuh ini meringis
Menahan sakit hingga menangis
Secepatnya ke rumah sakit
Tanpa basa-basi tindak operasi
Tujuh hari begitu cepat
Ku cari, namun tak dapat
Obat itu hanya dekapan sesaat
Jeritan luka yang menyayat
Bayangan merawatnya lenyap
Lebur penantian tanpa sayap
Kehadiranmu, tangismu selalu lewat
Dalam pikiranku yang amat kacau
Sudut kamar, 1 Juni 2024
Judul: Danau Kenangan
Suka duka ku tumpahkan di tempat ini
Biarkan air menjadi pendengar setia
Saksi antara aku dan dia
Meninggalkan kenangan bersama
Kalau saja tak menyuruhnya pergi
Mungkin itu tak kan terjadi
Sepanjang hari berpikir kembali
Berhari-hari datang kemari
Sudut kamar, 1 Juni 2024
(Senyuman Terakhir)
Malam itu kau masih menyapaku
Kamera pun terlihat seperti bergoyang
Apa aku tertimbun retakan?
Namun, tak aku hiraukan
Aku lambaikan tanganku, mendekati kilau
Melangkah tanpa bersuara
Andai ini keajaiban, bukan firasat kesedihan
Yang hilang begitu saja
Akan aku cari agar terus tertawa
Bukan bulir-bulir yang jatuh dipangkuan
Komentar